TRAINING WORKSHOP METODE INVENTARISASI DAN SKENARIO MITIGASI EMISI GAS RUMAH KACA DARI LAHAN GAMBUT
BSIP BERKARYA: PENINGKATAN KAPASITAS PENGELOLAAN GAMBUT MELALUI “TRAINING WORKSHOP METODE INVENTARISASI DAN SKENARIO MITIGASI EMISI GAS RUMAH KACA DARI LAHAN GAMBUT”
"lmproving the Management of Peatlands and the Capacities of Stakeholders in lndonesia (Peat-IMPACT Indonesia)" merupakan project kerjasama BPSI Tanah dan Pupuk, BRIN, dan World Agroforestry (ICRAF). Salah satu tujuan kerjasama yang ingin dicapai untuk berkontribusi dalam memperbaiki faktor emisi gambut pada tingkat lokal, dan menemukan metodologi penghitungan penurunan emisi gambut dari berbagai kegiatan restorasi gambut. Gambut adalah tanah yang kaya akan karbon (C) organik yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tanaman. lndonesia memiliki 13,4 juta hektar lahan gambut tropis dengan kandungan C sekitar 57,4 Gigaton C, setara dengan 9-12% kandungan C seluruh gambut di dunia ini. Dengan besarnya kandungan C ini, maka lahan gambut lndonesia memiliki peran penting di dalam siklus C dan perubahan iklim global. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan untuk pengelolaan lahan gambut untuk kapasitas pemangku kepentingan di Indonesia/stakeholder terkait maka dilaksanakan Training Workshop berjudul Metode inventarisasi dan skenario mitigasi emisi gas rumah kaca dari lahan gambut pada 2-3 Oktober 2024 di Cibinong. Kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta yang terdiri atas beberapa stakeholder/pemangku kepentingan seperti BPSI Tanah dan Pupuk, BBPSI SDLP, BPSI Pertanian Lahan Rawa, CIFOR ICRAF, KLHK, Universitas seperti IPB University, Universitas Sriwijaya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Riau, UNS, UI dan Universitas Jambi, Instansi Pemerintah seperti BAPEDA Kalbar dan Sumsel, dan Instansi Swasta seperti Astra Agro Lestari, RAPP, PT Mutuagung Lestari dan sebagainya.
Hari pertama, acara training workshop ini dibuka secara resmi oleh Dr. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc selaku Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk. Beliau memaparkan tentang pentingnya lahan gambut karena sebagai penyimpan karbon dan sebagai penyimbang ekosistem. Adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta khususnya untuk inventarisasi lahan gambut dan pengukuran mitigasi emisi gas rumah kaca dari tanah gambut dengan menggunakan Tier 1, 2 dan 3 sehingga dapat menghadapi berbagai tantangan dan peluang khususnya di lahan gambut. Sambutan dari Rahayu Subekti, M.Si sebagai perwakilan CIFOR ICRAF, harapan dari pelatihan mengenai metode inventarisasi dan skenario emisi gas rumah kaca di lahan gambut dan peningkatan kapasitas untuk menghasilkan metode inventarisasi gas rumah kaca dan penghitungannya. Kegiatan training workshop ini merupakan salah satu target capaian dari project Peat-IMPACTS serta aksi-aksi mitigasi dan adaptasi dalam pengelolaan lahan gambut yang telah diimplementasikan dapat dihitung emisinya secara efisien, efektif dan akurat dan pengetahuan mengenai inventarisasi dan penghitungan emisi GRK di lahan gambut dapat tersebar luas. Pada kegiatan ini menghadirkan 4 narasumber yang memaparkan berbagai materi terkait dengan Metode inventarisasi dan skenario mitigasi emisi gas rumah kaca dari lahan gambut.
Narasumber pertama Dr. Maswar yang memaparkan tentang pengertian dan sifat tanah gambut, sejarah gambut, pembentukan gambut, pentingnya drainase untuk tanah gambut dan sebagainya. Tujuan dari pemaparan ini agar para peserta mengetahui lebih dalam tentang sifat dan karakteristik tanah gambut. Narasumber kedua Dwi Kuncoro, M.Si yang memaparkan tentang membangun data aktivitas dan matriks perubahan penutupan lahan gambut. Narasumber ketiga Professor Fahmuddin Agus memaparkan tentang lnventarisasi Emisi GRK dari Perubahan Penggunaan Lahan dan Dekomposisi Gambut. Adapun materi ini menjadi salah satu bagian workshop tentang Emisi CO2, CH4 & CO dari proses kebakaran gambut, Emisi CO2 dari proses dekomposisi gambut, Emisi non CO2 (CH4 & N2O) dari proses dekomposisi gambut. Selain itu juga pelatihan tentang perhitungan lnventarisasi Emisi GRK dari Dekomposisi Gambut untuk Provinsi Sumsel dan Kalbar. Narasumber terakhir Dr. Rahmah yang memaparkan tentang inventarisasi emisi gas rumah kaca dari kebakaran gambut mencangkup tentang dampak dan penyebab kebakaran hutan dan prinsip perhitungan emisi dari kebakaran gambut pada Tier 1 jika menggunakan nilai acuan faktor emisi yang tercantum dalam IPCC 2014 dan Tier 2/3 apabila kebakaran gambut merupakan sumber utama emisi seperti kedalaman muka air tanah dan seterusnya.
Hari kedua peserta dibagi menjadi 10 kelompok dan mempresentasikan hasil kerja kelompok tentang hasil penyusunan skenario mitigasi emisi dengan menggunakan matriks transisi penggunaan lahan 2018-2022 OKI dan Kubu Raya serta hasil perhitungan emisi GRK dari perubahan penutupan lahan dan emisi dari dekomposisi gambut. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan peserta/stakeholder terkait perhitungan mitigasi emisi gas rumah kaca. (ELW, AFS, M.Is, Mtm).