
Pentingnya Sistem Pertanian Organik Mewujudkan Pertanian yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Di pertengahan bulan Juni 2025 ini, tepatnya hari Senin 16 Juni 2025 bertempat di UPTD Balai Pelatihan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Cianjur, Jawa Barat, Balai Perakitan dan Pengujian Tanah dan Pupuk (BRMP Tanah dan Pupuk) ikut hadir dalam kegiatan pelatihan sistem pertanian pertanian organik bagi petani. Pada acara pelatihan kali ini narasumber dari BRMP Tanah dan Pupuk hadir Jelly Amalia Santri S.P., M.Sc. didampingi fasilitator Iin Dwi Suharti, S.Si. Pelatihan ini dihadiri oleh 30 petani dari 22 Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Barat. Acara pelatihan dibuka oleh Kepala UPTD Balai Pelatihan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Ir. Moch. Ramdhani, MP. Dalam pembukaannya, Ramdhani menyampaikan sambutan dari Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultultura Prov. Jawa Barat, Ir. Dadan Hidayat, M.Si yang menjelaskan secara singkat bahwa sistem pertanian organik adalah suatu pendekatan dalam pertanian yang menghindari penggunaan bahan kimia sintetik seperti pupuk dan pestisida, serta hasil rekayasa genetik. Sistem ini berfokus pada pemanfaatan bahan-bahan alami dan metode pengelolaan lahan yang ramah lingkungan untuk meningkatkan kesehatan tanah, ekosistem, dan produksi pertanian yang berkelanjutan. Pada pelatihan ini, peserta diharapkan dapat menyerap banyak ilmu dan pengetahuan serta dapat menerapkannya pada pertanian kedepannya.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengetahui konsep dasar pertanian organik yang terintegrasi, persiapan lahan padi organik, pupuk organik padat dan cair serta demo penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS). Pada paparannya, Jelly menyampaikan secara komprehensif terkait sistem pertanian organik. Sistem pertanian organik merupakan pendekatan budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari penggunaan bahan kimia sintetis seperti pupuk dan pestisida. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan menghasilkan produk pertanian yang sehat dan aman.
Setelah pemaparan dari narasumber, acara dilanjutkan dengan diskusi, serah terima perangkat uji tanah sawah dan demo penggunaannya bersama fasilitator Iin. Diharapkan melalui pelatihan ini dapat meningkatkan kapasitas para peserta terkait pertanian organik sehingga mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. (IDS, AFS)